Mengenal Fungsi Relay Starter

Relay starter adalah sebuah komponen listrik yang berfungsi untuk mengontrol aliran listrik pada sistem starter pada kendaraan atau mesin. Fungsi utama dari relay starter adalah untuk menghubungkan dan memutuskan aliran listrik pada sistem starter secara otomatis, sehingga mempermudah proses starting atau menghidupkan mesin.

Secara umum, relay starter bekerja dengan cara mengambil sinyal listrik dari saklar atau kunci kontak yang terhubung pada baterai, kemudian memutuskan dan menghubungkan aliran listrik ke motor starter pada mesin. Selain itu, relay starter juga dapat melindungi sistem starter dari kerusakan akibat arus yang terlalu tinggi atau beban yang berlebihan, sehingga dapat meningkatkan keamanan dan umur pemakaian sistem starter.

Relay starter biasanya terdiri dari beberapa bagian seperti coil, kontak, dan rangkaian pegas. Saat sinyal listrik diterima oleh coil, maka kontak pada relay starter akan terbuka atau tertutup secara otomatis, tergantung pada kebutuhan sistem starter. Dengan demikian, relay starter sangat penting untuk mengoptimalkan kinerja sistem starter pada kendaraan atau mesin.

Kompenen yang ada di relay

Relay atau saklar elektromagnetik adalah sebuah komponen elektronik yang berfungsi untuk mengontrol aliran listrik. Komponen-komponen utama dari sebuah relay adalah sebagai berikut:

  1. Coil: Komponen ini terdiri dari kawat yang dililitkan di sekitar inti besi. Ketika arus mengalir melalui coil, medan magnet yang dihasilkan akan menarik kontak pada relay.
  2. Kontak: Kontak pada relay biasanya terdiri dari dua bagian yaitu NO (Normally Open) dan NC (Normally Closed). Ketika relay dalam kondisi idle atau tanpa arus listrik, maka kontak NO terbuka, sedangkan kontak NC tertutup. Ketika arus listrik mengalir melalui coil, maka kontak NO akan tertutup, sedangkan kontak NC akan terbuka.
  3. Rangkaian Pegas: Rangkaian pegas pada relay berfungsi untuk memastikan bahwa kontak NO dan NC selalu dalam kondisi yang tepat. Ketika relay dalam kondisi idle, maka pegas akan menarik kontak NO untuk tetap terbuka, sedangkan kontak NC akan tertutup.
  4. Casing: Casing pada relay biasanya terbuat dari bahan plastik atau logam yang berfungsi untuk melindungi komponen-komponen di dalamnya dari kerusakan fisik atau lingkungan yang tidak diinginkan.

Relay dapat digunakan dalam berbagai aplikasi elektronik seperti pada sistem starter kendaraan, lampu mobil, sistem pengisian baterai, dan lain sebagainya. Relay menjadi sangat penting karena dapat mengontrol aliran listrik dengan efektif, aman, dan efisien

Cara kerja relay atau saklar elektromagnetik didasarkan pada prinsip induksi elektromagnetik, yaitu ketika arus listrik mengalir melalui kawat yang dililitkan pada inti besi, maka medan magnet akan terbentuk dan menarik atau mendorong kontak untuk membuka atau menutup sirkuit listrik.

Cara Kerja Relay

Secara umum, relay bekerja dengan prinsip sebagai berikut:

  1. Ketika saklar atau kunci kontak dihidupkan, arus listrik mengalir dari baterai melalui kabel menuju ke coil pada relay.
  2. Arus listrik yang mengalir melalui coil akan menciptakan medan magnet yang akan menarik atau mendorong kontak pada relay.
  3. Ketika kontak pada relay tertarik atau didorong, maka sirkuit listrik pada komponen yang terhubung dengan relay akan tertutup atau terbuka, tergantung pada tipe kontak yang digunakan.
  4. Setelah sirkuit listrik tertutup atau terbuka, arus listrik akan mengalir ke komponen atau perangkat yang terhubung dengan relay, seperti motor starter atau lampu.
  5. Ketika saklar atau kunci kontak dimatikan, arus listrik akan berhenti mengalir melalui coil pada relay, sehingga medan magnet pada inti besi juga akan hilang dan kontak pada relay akan kembali ke posisi semula.

Dengan cara kerja yang sederhana namun efektif, relay menjadi komponen penting dalam pengendalian sistem listrik pada berbagai aplikasi elektronik. Relay dapat mengontrol arus listrik dengan aman, cepat, dan efisien sehingga dapat membantu menghindari kerusakan pada komponen-komponen lain yang terhubung dalam sirkuit listrik.

Jenis dan Fungsi Relay

Relay atau saklar elektromagnetik dapat dibedakan menjadi beberapa jenis berdasarkan fungsinya, di antaranya:

  1. Relay elektromagnetik: Jenis relay ini adalah yang paling umum digunakan dan bekerja dengan cara menarik atau mendorong kontak yang terhubung pada perangkat listrik. Relay elektromagnetik dapat dibagi menjadi dua tipe yaitu single-pole single-throw (SPST) dan double-pole double-throw (DPDT).
  2. Solid State Relay (SSR): Relay jenis ini menggunakan komponen elektronik seperti transistor, optocoupler, dan triac untuk mengontrol arus listrik. SSR umumnya lebih cepat, lebih awet, dan lebih tahan terhadap kebisingan listrik dibandingkan dengan relay elektromagnetik.
  3. Relay termal: Relay jenis ini bekerja dengan menggunakan suhu sebagai inputnya, yaitu ketika suhu mencapai batas tertentu maka kontak pada relay akan terbuka atau tertutup.
  4. Relay reed: Relay ini menggunakan kontak yang terbuat dari bahan magnetik yang dipisahkan oleh reed switch. Ketika medan magnet diterapkan pada reed switch, kontak akan terhubung dan sirkuit listrik akan tertutup.
  5. Protective Relay: Relay jenis ini digunakan untuk melindungi perangkat listrik dari kerusakan akibat arus yang terlalu tinggi atau beban yang berlebihan. Protective relay digunakan pada sistem kelistrikan industri dan pembangkit listrik untuk menghindari kerusakan yang lebih besar.

Jenis-jenis relay tersebut memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing. Pemilihan jenis relay yang tepat harus didasarkan pada kebutuhan aplikasi dan karakteristik sirkuit listrik yang digunakan.

Keuntungan Menggunakan Relay

Menggunakan relay atau saklar elektromagnetik pada sistem listrik memiliki beberapa keuntungan, di antaranya:

  1. Memperpanjang umur komponen: Relay dapat melindungi komponen listrik lainnya dari kerusakan akibat arus yang terlalu tinggi atau beban yang berlebihan. Dengan demikian, pemakaian relay dapat memperpanjang umur dan meningkatkan kinerja komponen lainnya dalam sistem listrik.
  2. Memudahkan pemeliharaan: Dalam sistem listrik yang kompleks, relay memudahkan pemeliharaan dan perbaikan. Relay bisa dipasang atau diganti dengan mudah tanpa memerlukan pengetahuan teknis yang terlalu mendalam.
  3. Memastikan keselamatan: Relay bisa dipakai sebagai pengaman dalam sirkuit listrik. Ketika terjadi masalah atau kesalahan dalam sistem, relay bisa memutuskan arus listrik sehingga tidak menimbulkan kebakaran atau ledakan.
  4. Mengontrol beban listrik: Relay dapat digunakan untuk mengontrol beban listrik dengan aman dan efisien. Dalam aplikasi industri, relay bisa digunakan untuk menghidupkan atau mematikan motor atau perangkat listrik lainnya dengan tepat waktu dan terkendali.
  5. Hemat biaya: Relay lebih hemat biaya daripada menggunakan pengendali elektronik yang lebih kompleks. Selain itu, relay juga relatif mudah dipasang dan diprogram sehingga bisa menghemat waktu dan biaya produksi.

Menggunakan relay dalam sistem listrik memberikan banyak manfaat yang berguna dalam meningkatkan kinerja sistem listrik dan juga melindungi komponen lainnya dari kerusakan.